Minggu, 25 Februari 2024

Bicara Soal Makan Siwil

             

                     Ini Dia Penampakan Siwil

                                                         sumber gambar:pinterest x canva

Kita semua pasti senang nyemil, mengemil dan camilan. Salah satu kuliner yang banyak diburu oleh pecinta makan yang seringkali kita sebut sebagai food lover. Saya rasa tidak hanya food lover yang senantiasa memburu makanan-makanan enak dan menggiurkan, semua orang akan berlomba-lomba untuk bisa menikmatinya. Hal ini karena makan merupakan kebutuhan hidup setiap manusia dan itu bentuk mutlak dari manusia, tanpa makan akan fatal.

Saya adalah Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura yang tengah menginjak semester delapan. Ya, saya sudah semester akhir. Saya bukan orang asli Madura, namun tiga tahun setengah di Madura membuat saya memahami kebiasaan orang-orangnya, lingkungan dan makanan-makanannya. Meski pada awalnya saya harus beradaptasi tetapi seiring berjalannya waktu adaptasi itu membuahkan hasil, seperti saya tahu bahwa di Madura ada camilan yang sistem belinya prasmanan. Penasaran, kan camilan apa itu?

Camilan itu namanya siwil. Ya, terdengar aneh awalnya. Siwil adalah makanan ringan yang bahan utamanya tepung, biasanya siwil disajikan dengan bumbu rujak khas Madura yang membuat lidah bisa bergoyang saat menikmatinya. Saat saya menikmati siwil untuk pertama kalinya, sekilas makanan ini seperti cireng. Barangkali hanya berbeda nama saja. Hehe

Jangan salah, makanan ini ternyata banyak digandrungi Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura, loh. Biasanya para Mahasiswa UTM menikmati makanan ringan ini bersama kawan, pacar atau teman dekat lainnya. Saya dan kawan-kawan biasa datang ke warung siwil milik Bu Fat yang letaknya dekat dengan Pelabuhan Kamal, Bangkalan, Madura. Mahasiswa UTM tentu sudah tidak asing lagi dengan tempat ini. Banyaknya peminat siwil, terutama Mahasiswa UTM tentu membuat kalian penasaran, kan apa sih keistimewaan camilan ini?

#1 Prasmanan

Siwil yang tersedia di Warung Siwil Bu Fat menyediakan sistem prasmanan dalam pembeliannya. Artinya, saya dan kawan-kawan bisa mengambil sendiri dengan bandrol harga lima ratus rupiah hingga dua ribu rupiah per-bijinya, bergantung jenisnya. Meski begitu kami merasa senang karena bisa leluasa menentukan selera kami sendiri tanpa terbatas waktu. Oh ya, setelah memilih siwil kami juga berkesempatan memotong siwilnya menjadi kecil-kecil dengan gunting yang telah disediakan Bu Fat, loh. Tujuannya agar tidak tersedak saat makan, tapi itu sesuai selera, ya enggak dipotong juga enggak apa-apa, kok.

#2 Harga Terjangkau

Kawan, makan siwil di Warung Bu Fat ini tidak perlu membawa budget yang fantastis. Saya pernah membawa uang sepuluh ribu sudah dapat sama esnya. Oh ya, untuk porsinya jangan tanya lagi, meski hanya jajanan dua ribuan tetapi saya sampai kekenyangan makan siwil di Warung Bu Fat ini. Selain menikmati siwil, saya juga memesan es agar tidak tersedak saat makan. Kamu pernah mencobanya?

#3 Makan di Pinggir Pantai

Biarpun Bu Fat sudah menyediakan tempat untuk duduk, meja dan perlengkapan yang memadai untuk makan ditempat, saya tetap boleh membeli siwil dengan dibungkus, kok. Waktu itu saya membeli tetapi dibungkus dan berencana makan siwil di Tepi Pantai Kamal, tepatnya di Pelabuhan Timur Kamal. Sembari menikmati siwil, saya dan kawan menikmati angin sepoi-sepoi yang menerabas kami dengan lembut, menjadikan suasana semakin menyenangkan dan sejuk.

Siwil hanya camilan yang mirip dengan cireng tetapi banyak digandrungi Mahasiswa UTM. Biasanya siwil juga disediakan secara frozen (belum matang). Saya juga biasanya membeli siwil frozen, misalnya untuk oleh-oleh keluarga atau untuk kawan lama yang kepingin tahu tentang makanan di Madura. Apa kalian sudah pernah mencoba?

 

 


                                                                sumber gambar:edit canva/2024 Inikah Bagian Peringatan-Mu? Ya Allah, hari ...