Ini Dia Penampakan Siwil
Kita semua pasti senang nyemil, mengemil dan camilan. Salah
satu kuliner yang banyak diburu oleh pecinta makan yang seringkali kita sebut
sebagai food lover. Saya rasa tidak hanya food lover yang
senantiasa memburu makanan-makanan enak dan menggiurkan, semua orang akan
berlomba-lomba untuk bisa menikmatinya. Hal ini karena makan merupakan
kebutuhan hidup setiap manusia dan itu bentuk mutlak dari manusia, tanpa makan
akan fatal.
Saya adalah Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura yang
tengah menginjak semester delapan. Ya, saya sudah semester akhir. Saya bukan
orang asli Madura, namun tiga tahun setengah di Madura membuat saya memahami
kebiasaan orang-orangnya, lingkungan dan makanan-makanannya. Meski pada awalnya
saya harus beradaptasi tetapi seiring berjalannya waktu adaptasi itu membuahkan
hasil, seperti saya tahu bahwa di Madura ada camilan yang sistem belinya
prasmanan. Penasaran, kan camilan apa itu?
Camilan itu namanya siwil. Ya, terdengar aneh awalnya. Siwil
adalah makanan ringan yang bahan utamanya tepung, biasanya siwil disajikan
dengan bumbu rujak khas Madura yang membuat lidah bisa bergoyang saat
menikmatinya. Saat saya menikmati siwil untuk pertama kalinya, sekilas makanan
ini seperti cireng. Barangkali hanya berbeda nama saja. Hehe
Jangan salah, makanan ini ternyata banyak digandrungi
Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura, loh. Biasanya para Mahasiswa UTM
menikmati makanan ringan ini bersama kawan, pacar atau teman dekat lainnya.
Saya dan kawan-kawan biasa datang ke warung siwil milik Bu Fat yang letaknya
dekat dengan Pelabuhan Kamal, Bangkalan, Madura. Mahasiswa UTM tentu sudah
tidak asing lagi dengan tempat ini. Banyaknya peminat siwil, terutama Mahasiswa
UTM tentu membuat kalian penasaran, kan apa sih keistimewaan camilan ini?
#1 Prasmanan
Siwil yang tersedia di Warung Siwil Bu Fat menyediakan
sistem prasmanan dalam pembeliannya. Artinya, saya dan kawan-kawan bisa
mengambil sendiri dengan bandrol harga lima ratus rupiah hingga dua ribu rupiah
per-bijinya, bergantung jenisnya. Meski begitu kami merasa senang karena bisa
leluasa menentukan selera kami sendiri tanpa terbatas waktu. Oh ya, setelah
memilih siwil kami juga berkesempatan memotong siwilnya menjadi kecil-kecil
dengan gunting yang telah disediakan Bu Fat, loh. Tujuannya agar tidak tersedak
saat makan, tapi itu sesuai selera, ya enggak dipotong juga enggak apa-apa,
kok.
#2 Harga Terjangkau
Kawan, makan siwil di Warung Bu Fat ini tidak perlu membawa
budget yang fantastis. Saya pernah membawa uang sepuluh ribu sudah dapat
sama esnya. Oh ya, untuk porsinya jangan tanya lagi, meski hanya jajanan dua
ribuan tetapi saya sampai kekenyangan makan siwil di Warung Bu Fat ini. Selain
menikmati siwil, saya juga memesan es agar tidak tersedak saat makan. Kamu pernah
mencobanya?
#3 Makan di Pinggir Pantai
Biarpun Bu Fat sudah menyediakan tempat untuk duduk, meja
dan perlengkapan yang memadai untuk makan ditempat, saya tetap boleh membeli
siwil dengan dibungkus, kok. Waktu itu saya membeli tetapi dibungkus dan
berencana makan siwil di Tepi Pantai Kamal, tepatnya di Pelabuhan Timur Kamal.
Sembari menikmati siwil, saya dan kawan menikmati angin sepoi-sepoi yang
menerabas kami dengan lembut, menjadikan suasana semakin menyenangkan dan
sejuk.
Siwil hanya camilan yang mirip dengan cireng tetapi banyak
digandrungi Mahasiswa UTM. Biasanya siwil juga disediakan secara frozen (belum
matang). Saya juga biasanya membeli siwil frozen, misalnya untuk oleh-oleh
keluarga atau untuk kawan lama yang kepingin tahu tentang makanan di Madura.
Apa kalian sudah pernah mencoba?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar