Senin, 20 Oktober 2025

Melukis Garis Waktu


 Banyak hal di dunia ini yang kian hari kian menyebalkan. Beberapa diantaranya bahkan menakutkan. Karena itu, setiap orang butuh sejenak melepas penat dari hiruk pikuk dunia. Surabaya, menjadi kota tujuan yang ku pilih hari itu. Sekejap namun sempat. Mungkin itu adalah kata yang tepat untuk menggambarkan perjalanan singkat diwaktu yang sesempat mungkin. Deretan mobil truk dan container besar, ku lewati satu per satu, secepat kilat aku gas sepeda motor bebek putih itu dengan penuh keyakinan. Sesekali aku rem, saat ada kendaraan yang melaju lebih lambat di depan. Di Bawah langit yang masih gelap, aku berjalan mengejar Waktu, agar tidak tertinggal kereta. Sambil membonceng adiku, yang juga rekan kerjaku. 

"Jauh ya, kak?" ujarnya 

"Iya, lumayan. Sabar, ya" kataku mengiyakan

Beberapa jalan masih terlihat gelap, jadi ku putuskan untuk meraba jalanan agar tetap aman. Tapi, namanya manusia, pasti banyak kelirunya. Ternyata meski telah hati-hati, aku menemukan jalan berlubang dan bergelombang, sehingga membuat ban sepeda motor itu naik turun, begitupun dengan manusia satu yang ku bonceng di belakang. Namanya Indah. 

"Hati-hati, Kak" katanya sambil mengerutkan dahi

"Iya, maaf ya" sahutku, karena merasa bersalah

Tidak terasa, Waktu terus berjalan maju, sebentar lagi akan sampai di stasiun yang telah ku datangi untuk ke dua kalinya itu. Stasiun Babat. Akhirnya, tiba juga waktuku untuk memparkir sepeda motor di sebuah tempat penitipan yang jaraknya tidak jauh dari stasiun, tepat di sana, seorang lelaki paruhbaya menyambut kami, menawarkan jasa penitipannya. 

"Titip sepeda, langsung parkir saja, Mbak" katanya menunjuk arah, di mana kami diberi tempat parkir

"Iya, Pak" jawabku 

"Pulang nanti malam atau nginep ini" katanya sambil mengalungkan nomor parkir di spion

"Pulang, Pak nanti malam" sahutku

"Oke. Jangan dikunci setir, ya" lanjutnya

"Siap" jawabku sigap

Setelahnya, ku serahkan sepeda motor bebek berwarna putih itu kepada Bapak paruhbaya, yang saat itu belum ku ketahui namanya. Berbekal keyakinan, ku putuskan untuk memberikan kepercayaan kepadanya. Kemudian, kami melanjutkan perjalanan, berjalan ke arah stasiun, untuk menuju tempat duduk di ruang tunggu, sembari menunggu Waktu boarding tiket kereta api yang telah ku pesan seminggu lalu itu. 

"Duduk di sini saja, ya Kak" kata Indah

"Iya di sini saja" kataku menjawabnya

Tak berselang lama, setelah beberapa cerita kami lontarkan, beberapa kata kami adu, tidak lupa dengan tawa yang keluar diantara lengkung senyum dan lesung pipi kami. Ya, kami sama-sama memiliki lesung pipi, meski letak dan bentuknya sedikit berbeda, tapi tetap membanggakan, bukan?. Dari lokasi yang lumayan dekat, seorang petugas memberi aba-aba boarding tiket, aku langsung berdiri dan bergegas mendatangi seorang perempuan yang membawa alat scan untuk barcode tiket penumpang. 

"Silakan" katanya setelah berhasil scan tiketku

"Terimakasih, Mbak" jawabku

Duduk di sebuah bangku abu-abu hitam, kami menunggu kedatangan kereta api blorasura, yang dijadwalkan berangkat pada pukul 06.00 WIB. Setelah hampir setengah jam menunggu, akhirnya kereta berwarna putih menampakan guratan sinar lampunya dari arah Bojonegoro, kereta itu siap membawa puluhan penumpang yang telah lama menunggu di Stasiun Babat. 

"Gerbong berapa?" tanya petugas

"Gerbong lima, Pak" jawabku 

"Oke, tunggu di sebelah kanan, ya untuk gerbong 1-4 di sebelah kiri" imbuhnya

Aku menunggu kereta api berhenti, dan tepat di depanku tertulis angka lima, pada dinding kereta yang sudah sering ku jumpai sebelumnya. 

"Ayo, masuk lewat sini saja" kataku kepada Indah, sambil menunjuk pintu sebelah kanan kereta

Kami masuk beriringan, mencari tempat duduk dengan nomor 19 A dan 19 B. Di tempat duduk itu terlihat sudah ada tiga perempuan, dua diantaranya duduk berhadapan dengan tempat duduk kami, sedangkan satu lagi memilih pergi, ketika kami datang. Maklum, itu hal biasa. Memang beberapa orang sengaja duduk di tempat yang masih kosong, salah satunya tempatku dan Indah tadi, dan Ketika yang mempunyai kursi datang, mereka akan pergi.

Kereta melaju sedang, dengan kecepatan normal, ku lihat kanan kiri, dedaunan hijau dan burung-burung berterbangan. Satu diantara burung itu melirik pada jendelaku, seakan ingin memperkenalkan diri, entah sekadar mendengarkan deru mesin kereta api yang melaju atau berbincang lembut, seraya mengatakan "senang jumpa denganmu". 

Tidak terasa, akhirnya perjalanan kami sampai di tujuan akhir, Stasiun Surabaya Pasar Turi. Penumpang demi penumpang turun melewati peron kereta api. Begitu juga aku dan Indah. 

Sesampainya di stasiun, kami berjalan menuju kamar mandi, mengantar Indah yang sedari tadi ingin menambal bedak dan lipstiknya. Aku hanya menunggu Indah, sembari mondar mandir di lorong kamar mandi stasiun.

"Lama banget" protesku

"Sabar, Kak" jawabnya santai 

Sesekali aku berkaca sendiri, sembari menyaksikan Indah memainkan warna pink pada pipinya. Tidak lupa, kami sarapan sepotong ayam goreng yang diberi tepung dengan merek ternama. Makan santai, sambil sesekali melirik di luar kaca, menyaksikan manusia hilir mudik di area stasiun. 

Sesudahnya, kami segera memesan ojek mobil secara online untuk mengantarkan kami ke destinasi wisata yang kami pilih, yaitu Alun-alun Surabaya. Sebuah mobil hitam membawa kami, dari Jalan Bubutan menuju Jalan Gubernur Suryo dengan laju. Namun, tiba-tiba di tengah perjalanan, suara peringatan dari google map mengejutkan kami, di saat kami telah siap menikmati museum Bawah tanah, dedaunan hijau di halaman alun-alun serta panorama bangunan penuh kaca itu, ternyata lokasi sekitar Alun-alun Surabaya tidak bisa dilewati karena ditutup, katanya sedang ada event olahraga. Akhirnya, kami berganti destinasi. 

"Kalau ganti tujuan, bagaimana, Pak?" kataku kepada Driver

"Ya gapapa, Mbak nanti tinggal lihat saja untuk tarif ke tujuan pengganti berapa, tapi tidak perlu diklik" sahutnya

Langsung saja, saat itu Indah memberikan handphonenya kepada sang driver. Di situlah tertera harga 78 ribu, dua kali lebih mahal dari rencana kita di awal, tapi ya sudahlah daripada tidak bisa lewat dan terhadang event di Alun-alun, akhirnya kami minta diantarkan ke Kebun Binatang Surabaya (KBS). Di KBS, aku dan Indah turun tepat di pintu masuk, yang saat itu telah ramai orang, sesekali mereka berselfi ria, ada juga yang menawarkan jasa foto di sana. 

"Ayuk, mau pesan tiket yang mana?" kata Indah

"Paket B boleh, deh" jawabku

Akhirnya, kami memesan paket B, dan mendapat benefit berupa kids zoo dan aquarium di sana. Dua kelengkapan yang kami dapat pada paket itu cukup meleleahkan, sebab banyak sekali tempat yang bisa kami jelajah pada saat itu, tapi aku dan Indah merasa bahagia. Sesekali kami berfoto, saling memotret satu sama lain, sammpai pada akhir wahana, yaitu aquarium, kami melihat banyak fauna indah, ikan-ikan yang didisplay dalam sebuah aquarium berwarna-warni, menambah kesan estetika dalam sebuah ruangan rumpang itu. 

Setelah puas menghabiskan waktu di KBS, kami memutuskan untuk berpindah lokasi, yakni di Kota Lama Surabaya. Sebuah tempat di Surabaya yang menawarkan kenangan masa lalu, lengkap dengan bangunan-bangunan kuno, yang cukup menjanjikan kesan jadul kala digunakan untuk berpose bersama keluarga, teman ataupun pasangan. 

"Mau difotoin apa enggak?" tanyaku pada Indah

Ya, meski hasil jepretanku tidakbagus-bagus amat, tapi setidaknya juga tidak jelek-jelek amat. Akhirnya kami saling bergantian untuk berfoto. Di situlah, seluruh kenangan kami rangkum, pada sebuah lukisan garis waktu yang akan merangkak maju. Aku tidak tahu, sampai berapa lama hubunganku dengan orang-orang sekitarku akan bertahan,entah aku meninggalkannya atau mereka yang meninggalkanku. Termasuk Indah. Namun, yang aku tahu adalah bagaimana saling merawatnya, pada siapapun itu. 

Setelah puas berfoto di Kota Lama, kami melanjutkan trip ke tujuan utama kita tadi, yaitu Alun-alun Surabaya. Berwisata, salat, sembari menumpang istirahat barang sejanak, kami sangat menikmati hidup jauh dari rumah, tentang survive diri dan pertahanan yang kokoh berdiri. Di sana, kami melihat lukisan-lukisan mewah, berjejer rapi, di Museum Bawah Tanah. Seperti biasa, jika tidak berfoto rasanya tidak afdol. 

Perjalan seru nan membahagiakan itu, kami tutup dengan seporsi bakmi jogja, yang di jual di Kedai Jawa Surabaya. Kami menikmati bakmi sekaligus camilan-camilan khas Jawa, juga lantunan lagu yang kian menenteramkan. 

Perjalanan hari itu terjadi pada 19 Oktober 2025, suatu hari yang kami pilih jauh-jauh hari, karena menyesuaikan waktu masing-masing. Dalam perjalanan pulang, sembari memandangi jendela kereta, mengobrol asyik tentang hidup yang terkadang tidak baik-baik saja, namun memaksa untuk terus baik-baik saja, membuat kami larut dalam obrolan, hingga kereta Arjonegoro sampai di Stasiun akhir, stasiun tujuan kami. 

Dari perjalanan ini, kami menyadari, bahwa kenangan bisa diciptakan kapan saja, namun setiap momen pasti menghadirkan bahagia. Ya, kita tidak bisa menyangkal bahwa waktu dan bumi akan terus berputar, namun kita bisa berharap bahwa kenangan-kenangan yang telah kita lukis pada garis waktu akan terus dikenang, tak mampu diulang namun mampu terekam dalam pikiran. 


Penulis: Sugiati

Jumat, 22 Maret 2024

 

                                                             sumber gambar:edit canva/2024

Inikah Bagian Peringatan-Mu?

Ya Allah, hari ini adalah hari bersejarah bagi kami

Ramadan yang seharusnya berburu takjil dengan senang,

diiringi rasa was-was tak tenang

Inikah bagian peringatan dari Sang Mahapasti

 

Ya Allah, betapa besar kuasamu,

Kami merasa begitu kecil, bahkan rumah megah rata dengan tanah

Kami merasa begitu kecil, bangunan megah seperti digoncangkan oleh kuasa-Mu

Inikah bagian peringatan dari-Mu, Ya Allah?

 

Kami, manusia hanya berselimut cemas

Kami, manusia hanya berselimut takut

Kami bersorak berkumandang takbir

Kami bersorak memohon ampunan-Mu

 

Inikah bagian peringatan-Mu?

 


Senin, 11 Maret 2024

Bulan Baik

 

                                                         Ini Adalah Sebuah Puisi 

                                                                      sumber:penulis 2024/edit canva

Menyambut Ramadhan hari pertama

Diiringi musik penuh alunan dan irama

Mengingat-ingat selama maret terjadi apa, ya?

Ternyata satu persatu orang baik datang menyapa


Meski keterkejutan juga terjadi

Dilema dan sedih tak berujung

Menyelimuti sampai hari ini

Bukan, bukan tugasku untuk meratap

Cukup diam dan menetap, karena semua akan kembali,

pulih

 

Ramadhan datang sebagai suatu pertanda

Amalan-amalan baik harus selaras dan tertata

Ramadhan datang sebagai suatu pembeda

Sifat dan sikap yang kurang baik harus tiada

 

Kepada orang-orang baik disekitarku, ku mohon tetap ada di sini

Kecuali kau, hustt sana, pergi jauh-jauh

Hanya beberapa orang yang ku izinkan untuk tinggal

Selebihnya cari sendiri kau punya rumah, ya, kawan

 

Minggu, 25 Februari 2024

Bicara Soal Makan Siwil

             

                     Ini Dia Penampakan Siwil

                                                         sumber gambar:pinterest x canva

Kita semua pasti senang nyemil, mengemil dan camilan. Salah satu kuliner yang banyak diburu oleh pecinta makan yang seringkali kita sebut sebagai food lover. Saya rasa tidak hanya food lover yang senantiasa memburu makanan-makanan enak dan menggiurkan, semua orang akan berlomba-lomba untuk bisa menikmatinya. Hal ini karena makan merupakan kebutuhan hidup setiap manusia dan itu bentuk mutlak dari manusia, tanpa makan akan fatal.

Saya adalah Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura yang tengah menginjak semester delapan. Ya, saya sudah semester akhir. Saya bukan orang asli Madura, namun tiga tahun setengah di Madura membuat saya memahami kebiasaan orang-orangnya, lingkungan dan makanan-makanannya. Meski pada awalnya saya harus beradaptasi tetapi seiring berjalannya waktu adaptasi itu membuahkan hasil, seperti saya tahu bahwa di Madura ada camilan yang sistem belinya prasmanan. Penasaran, kan camilan apa itu?

Camilan itu namanya siwil. Ya, terdengar aneh awalnya. Siwil adalah makanan ringan yang bahan utamanya tepung, biasanya siwil disajikan dengan bumbu rujak khas Madura yang membuat lidah bisa bergoyang saat menikmatinya. Saat saya menikmati siwil untuk pertama kalinya, sekilas makanan ini seperti cireng. Barangkali hanya berbeda nama saja. Hehe

Jangan salah, makanan ini ternyata banyak digandrungi Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura, loh. Biasanya para Mahasiswa UTM menikmati makanan ringan ini bersama kawan, pacar atau teman dekat lainnya. Saya dan kawan-kawan biasa datang ke warung siwil milik Bu Fat yang letaknya dekat dengan Pelabuhan Kamal, Bangkalan, Madura. Mahasiswa UTM tentu sudah tidak asing lagi dengan tempat ini. Banyaknya peminat siwil, terutama Mahasiswa UTM tentu membuat kalian penasaran, kan apa sih keistimewaan camilan ini?

#1 Prasmanan

Siwil yang tersedia di Warung Siwil Bu Fat menyediakan sistem prasmanan dalam pembeliannya. Artinya, saya dan kawan-kawan bisa mengambil sendiri dengan bandrol harga lima ratus rupiah hingga dua ribu rupiah per-bijinya, bergantung jenisnya. Meski begitu kami merasa senang karena bisa leluasa menentukan selera kami sendiri tanpa terbatas waktu. Oh ya, setelah memilih siwil kami juga berkesempatan memotong siwilnya menjadi kecil-kecil dengan gunting yang telah disediakan Bu Fat, loh. Tujuannya agar tidak tersedak saat makan, tapi itu sesuai selera, ya enggak dipotong juga enggak apa-apa, kok.

#2 Harga Terjangkau

Kawan, makan siwil di Warung Bu Fat ini tidak perlu membawa budget yang fantastis. Saya pernah membawa uang sepuluh ribu sudah dapat sama esnya. Oh ya, untuk porsinya jangan tanya lagi, meski hanya jajanan dua ribuan tetapi saya sampai kekenyangan makan siwil di Warung Bu Fat ini. Selain menikmati siwil, saya juga memesan es agar tidak tersedak saat makan. Kamu pernah mencobanya?

#3 Makan di Pinggir Pantai

Biarpun Bu Fat sudah menyediakan tempat untuk duduk, meja dan perlengkapan yang memadai untuk makan ditempat, saya tetap boleh membeli siwil dengan dibungkus, kok. Waktu itu saya membeli tetapi dibungkus dan berencana makan siwil di Tepi Pantai Kamal, tepatnya di Pelabuhan Timur Kamal. Sembari menikmati siwil, saya dan kawan menikmati angin sepoi-sepoi yang menerabas kami dengan lembut, menjadikan suasana semakin menyenangkan dan sejuk.

Siwil hanya camilan yang mirip dengan cireng tetapi banyak digandrungi Mahasiswa UTM. Biasanya siwil juga disediakan secara frozen (belum matang). Saya juga biasanya membeli siwil frozen, misalnya untuk oleh-oleh keluarga atau untuk kawan lama yang kepingin tahu tentang makanan di Madura. Apa kalian sudah pernah mencoba?

 

 


Sabtu, 14 Januari 2023

Misteri Case Putih Biru

Mimpi selalu berani mendobrak masa depan. Tatkala hati Dinanti dipenuhi mimpi-mimpi dalam sebuah perjalanan yang begitu panjang. Dinanti adalah remaja perempuan yang duduk dibangku perkuliahan. Malam pekat, menjelma menjadi begitu dekat. Ia berjalan melenggang, menyaksikan beberapa pertunjukan alam dengan desir angin sore yang melambai-lambai diselimuti langit jingga. Hari ini Dinanti ada pertemuan dengan kawan organisasinya.

Sore menjemput magrib, suara adzan berkumandang begitu merdu dan lihai. Dinanti terlihat memasang sajadah, mengenakan mukena bercorak bunga-bunga, bersimpuh kepada sang pencipta. Seberes sholat ia menghubungi kawannya.

“Nanti kamu jemput jam berapa?” bunyi pesannya

“Kalau mau otw aku kabari, ya” ujar kawan Dinanti

Membaca pesan tersebut Dinanti bergegas membereskan apa-apa yang ada dalam dirinya. Mulai berdandan sederhana dan merapikan jilbab hitam yang dikenakannya malam itu.

“Aku didepan” kata kawannya

Notifikasi itu muncul di telepon genggamnya, Dinanti bergegas turun, sebuah kos gagah berwarna hijau menjadi saksinya. Terlihat perempuan mengenakan jaket biru, duduk diatas sepeda yang terlihat dari lantai atas tempat dimana Dinanti hendak turun.

Tanpa menunggu lama mereka berangkat, menyusuri jalan-jalan yang diapit rumah-rumah warga dan kos-kosan yang beraneka warna temboknya. Mereka tiba ditempat yang disebut perkopian. Disebuah lahan sisa bangunan, kawan Dinanti yang biasa ia panggil Yuliana memarkir motor bebeknya, kemudian mereka berdua memasuki sebuah ruangan yang sudah penuh dengan orang-orang.

Kala itu semua sudah bersiap, sebuah rapat akan segera dimulai. Rapat dengan bertemakan sebuah keorganisasian yang mulai dihelat seberes sholat isya’. Dinanti menjabat menjadi koordinator di salah satu divisi yang berada dalam organisasinya, sedang ia duduk bersebelahan dengan ketua umum yang memimpin organisasinya.

Kala itu ia melihat sebuah case bercorak biru putih, ia spontan mengatakan bahwa keduanya memiliki persamaan, tapi berbeda. Kata Dinanti case yang ia miliki merupakan case milik calon ketua sedangkan yang bersebelahan milik si ketua. Serentak manusia-manusia yang ada diruangan tersebut tersenyum merekah, ada beberapa yang tertawa renyah.

Rapat berlangsung dengan begitu hikmat, seluruh pasang telinga mendengarkan, dan banyak mata terbelalak dengan moderator yang memimpin rapat dengan agenda keorganisasian itu. Beberapa orang terlihat mengacungkan tangan dan mengutarakan pertanyaan.

Waktu berjalan begitu cepat saat pukul menunjukan jam 22.00 WIB rapat diakhiri dengan salam dan seluruh peserta rapat meninggalkan tempatnya. Oh ya, dengar-dengar besok akan ada pertemuan ulang penentuan ketua umum baru di sebuah organisasi yang bernama aksara mandala.

Organisasi Aksara Mandala bergerak dalam bidang kepenulisan dan penalaran. Segala rencana telah tersusun rapi, konsepan acara siap dieksekusi. Pagi-pagi sekali undangan datang, menjelma menjadi penikmat acara yang memasang mata dan telinga.

Hari ini Dinanti datang dengan Renjana. Seorang kawan yang kosnya didepan kosan Dinanti. Menggunakan motor bebek bercorak putih dan biru Dinanti dan Renjana menyusuri jalan yang penuh hiruk pikuk kendaraan.

Tak lama kemudian mereka sampai diparkiran, didepan gedung megah yang terbuat dari beton-beton gagah. Dinanti dan Renjana bergegas menuju tempat duduk yang telah disediakan, mereka duduk dibangku ke dua dari depan. Oh ya hari ini mereka mengenakan baju seragam.

Acara pagi itu diawali dengan pembukaan, dan beberapa acara pendukung, hingga pada acara inti. Acara inti inilah yang membuat jantung Dinanti berdeguk lebih kencang dari biasanya. Ya, dibagian inilah tanggung jawab besar dilimpahkan kepadanya.

Dinanti terpilih menjadi ketua umum baru dari Organisasi Aksara Mandala, sebuah organisasi besar yang bergerak dalam bidang kepenulisan dan penalaran. Entah apa yang ia rasakan, campur aduk menjadi satu. Perasaan takut, hingga rasa pesimis tak mampu menjalankan amanah yang ia terima.

Hingga pada malam hari yang begitu sepi, malam Dinanti tak seasik hari-hari sebelumnya. Ia benar-benar kebingungan, ia tak percaya, beberapa kali mencubit lengannya. Lengan yang ia bungkus dengan pakaian hitam panjang itu beberapa kali menjadi bahan percobaan untuk membuktikan ini mimpi atau nyata.

Gundah gulana, itulah ungkapan yang tepat dan menyelimuti perasaan Dinanti selama tiga hari setelah hari itu. Hingga dihari ke empat ia mulai bergerak untuk merangkai apa-apa yang akan ia berikan pada Organisasi Aksara Mandala tercinta.

Sejenak ia sadar, itu adalah sebuah lelucon yang menjadi nyata. Dari sebuah lelucon case putih biru menjadi kenyataan yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Lelucon itu juga berubah menjadi tanggung jawab yang amat panjang. Namun Dinanti percaya bahwa pundak dan kakinya akan selalu berjalan beriringan.

Selesai.

 

 

 

Minggu, 14 Maret 2021

Pelangi

Aku berjanji

Akan selalu memandang indah warna warnimu meski kadang tak terlihat Kendatidirimu selalu istimewa hal itu tak jadi problematika

Hasrat ingin mendambakan keindahan dari sesuatu seelok senja 

Kupastikan akan ada seseorang yang menjelma menjadi ia

Seseorang itu adalah aku

Kau harus siap, bersamaku akan kita hadapi semua bersama

Kau adalah nama yang membuatku selalu terseret pada aksara cinta

Kau adalah nama yang membuatku selalu ingin memainkan kata

Kau adalah objek dalam aksara sajakku

Jangan bersedih pelangi,

Akan selalu ada aku disampingmu

Meski diri ini tak sesempurna kata mereka

Tapi aku tak mungkin dapat diterka, sebab

Hanya kau yang boleh tahu

Bagaimana aku memperlakukanmu dengan sangat istimewa

Tanganku siap menggenggam, tubuhku siap memeluk

Dan lentik jemariku selalu ingin mengusap air matamu

Meski dari kejauhan, aku rindu gelak tawamu

Aku tak ingin melihat setetes pun air matamu berceceran

Sekali lagi ku tegaskan aku tak ingin kau memecahkan tangismu

Selama ada aku, aku selalu bisa kau jadikan sandaran

Tak apa, biarlah semua berlalu lalang menyakitimu

Aku yang akan tetap gagah berdiri menopangmu

Pelangiku untuk aku

Akan selalu ku semoga kan yang terbaik untuk kita

Terkhusus untukmu pelangi istimewa

Akan ku lengkapi kurangmu dengan lapang dada

Izinkan aku menggenggam tanganmu

Ku pastikan kau aman bersamaku

Tak akan ada yang dapat melepas genggamanku

Bahkan badai angin sekalipun

Sebab kita akan bersama sampai kapan pun

Lalu lalang pergantian hari

Tapi rasaku masih sama sampai saat ini

Bahagiamu adalah satu hal yang akan kuperjuangkan

Hingga titik darah penghabisan

*Karya ini dilombakan dalam event nulis bareng bersama Mellen Publisher



Senin, 08 Maret 2021

Wanitamu

Langit membius, puing-puing berjatuhan, awan tersipu malu dipandangan, kiranya hari ini akan hujan. Aku tetap dengan gayaku sedari awal dengan kedua tanganku memeluk tubuhku sendiri karena takut kedinginan. Perkenalkan namaku Adellia Charla, Orang-orang biasa memanggilku Adel. Konon katanya nama itu dipilihkan oleh kakak laki-lakiku mas Darma namanya. Mas Darma adalah kakak sulungku yang selalu siap menjadi garda terdepan ketika ada orang lain yang membuat air mataku jatuh.

Hari ini adalah jadwal kencanku dengan seseorang yang aku temui enam tahun silam, seseorang yang membuat jantungku berdeguk lebih kencang dari biasanya. Beni namanya. Laki-laki tampan berperawakan tinggi itu berhasil mencuri hatiku sejak Maret 2015. Kami bertemu dalam keramaian namun hanya dia satu-satunya bunyi indah dalam kebisingan.

“Hallo Tuan Putri, sudah siap?” Sapa Beni mmengagetkanku dari belakang

“Sudah siap pangeran”. Sahutku, sembari menerima uluran tangan Beni yang ingin menggandengku

Kami berjalan menuju motor tua Beni yang lumayan unik, warnanya yang asthetic salah satu yang membuatku menjuluki Beni sebagai lelaki sederhana yang tak biasa. Maret 2021 hari ini tepat enam tahun. Enam tahun silam aku dan Beni menjalin komitmen bersama untuk saling mengisi dalam suka maupun duka, entah suatu hari nanti Beni jodohku atau bukan, yang sedang ku perjuangkan saat ini adalah bagaimana kami menjalani hari-hari tanpa saling mengabaikan. Meski kami terkadang saling bersihkukuh, menepis ego masing-masing, tapi kami tak pernah lupa bahwa kami sama-sama punya rumah tempat pulang aku adalah pada Beni dan Beni adalah pada aku.

Tiba-tiba ada sepasang badut yang menghampiriku sedang duduk disebuah taman. Badut itu terlihat lucu dengan bintik warna-warni menghiasi kostumnya, sembari memandanginya tiba-tiba badut itu memberiku bucket bunga lengkap dengan surat didalamnya. Berbarengan dengan adegan romantis si badut, Beni menghampiriku membawa alat musik petikan sembari menyayikan lagu romantis disisiku. Tangannya dengan piawai memainkan gitar, mulutnya yang terbiasa berkata halus menyayikan lagu romantis itu dengan penuh senyuman. Aku tersenyum, tangannya menarikku lebih dekat ke sisinya.

“Selamat hari istimewa, maaf atas segala kurang dan salah. Mari perbaiki bersama, aku selalu mengusahakan yang terbaik untuk kita”.

Kata itu keluar dari mulut lelaki sederhanaku. Beni, terima kasih untuk segalanya hari ini dan hari-hari setelah ini ku pastikan rasa ini akan terus bertumbuh sampai kita tutup usia. Aku adalah satu-satunya atas nama Adel yang menemukan keberuntungan memiliki seseorang yang jauh dari ekspetasi awal. Jujur saja sosok Beni pada awalnya ku pandang sebagai sosok dingin, tak romantis, jauh dari sifat perhatian. Ternyata salah, sebaliknya dia adalah sosok peduli yang amat penyayang terlebih ketika melihatku sedih dan merasa kesusahan. Aku merasa menjadi satu-satunya wanita paling beruntung di dunia. Terdengar sangat klise alasanku menyukai Beni karena ia sederhana dan selalu menampilkan dirinya dengan apa adanya tetapi hal itu tak pernah mengurangi ketampanannya. Dia Beniku seseorang yang hingga hari ini masih dengan setia memperjuangkanku.

Aku menemukanmu dalam keramaian
Kau adalah sosok yang kutemui dalam kebisingan
Bagiku tak pernah ada bunyi yang lebih indah
dari sapaanmu
Kau tak pernah membuatku merasa sendiri
dalam setiap langkahku
Seperti selalu kau pastikan, bahwa kau ikut mengiringiku
Aku adalah sosok seberuntung itu
Menemukanmu menjadikanku terselamatkan dari
masa laluku
Trima kasih cintaku
Selamat hari jadi kita semoga selalu bahagia.

Bunyi surat dari lelakiku, ku baca diiringi senyum simpul dibibirku sembari berbaring diatas tempat tidur berselimut sutera yang menghantarkanku terlelap dalam mimpi.

Pagi begitu cerah diselimuti embun yang berceceran dalam dingin. Hari ini kepalaku sedikit pusing entah mengapa, mungkin karena tidur terlalu malam. Aku bergegas mengambil keputusan untuk turun ke bawah mengambil makanan, barangkali setelah ini pusing yang menggangguku sedari tadi bisa disembukan dengan makan. Ternyata, ketika tangan mungilku memegang sendok dan siap untuk melahap nasi goreng buatan Bibi entah mengapa tubuhku gemetar dan aku jatuh pingsan. Ayah begitu panik, ia menggendongku ke arah mobil dan bergegas membawaku ke rumah sakit, ibu yang sedari tadi di dapur ikut lari mengikuti arah ayah yang menggendongku sembari menangis tak berhenti melihat buah hati perempuannya jatuh pingsan.

“Bisa berbicara dengan orang tua pasien?” Doktor melirik ayahku dengan tatapan tajam, entah apa yang terjadi denganku aku tidak tahu. Ayah bergegas keluar mengikuti doktor untuk berbicara terkait kondisiku saat ini.

“Saudari Adel didiagnosa menderita kanker otak stadium akhir, mungkin penyakit ini sudah lama namun disembunyikan oleh saudari Adel atau dia tidak tahu sebelumnya”

“Enggak mungkin Dok anak saya sejauh ini baik-baik saja hanya saja dia tadi pagi merasa kepalanya pusing, mungkin Doktor salah periksa”

“Tidak pak, kami tidak salah periksa ini ada hasil labnya silahkan dibaca”. Kata Doktor sambil menyodorkan kertas putih berisi hasil labku.

Ayah begitu terpukul, aku melihat tubuhnya begitu gemetar mendengar pernyataan Doktor bahwa anak perempuannya sakit parah. Aku menangis sejadi-jadinya namun aku tetap berusaha kuat demi ayah dan ibu. Kepalaku kembali pusing ibu menenangkanku agar aku bisa beristirahat. Seketika itu aku tak lupa mengabari Beni dengan nada terisak aku menelponnya dan meyampaikan kabar itu, Beni terdengar sangat khawatir akan hal itu. Lelaki itu tiba di Rumah Sakit satu jam setelah aku mengabarinya. Beni terlihat begitu terpukul, dan ini adalah pertama kalinya aku melihat air mata lelaki yang ku cintai jatuh karena aku. Begitu ku lihat binary mata Beni yang amat sangat mencintaiku aku merasa taku meninggalkannya karena aaku tahu pasti usiaku tak akan lama. Begitulah pesimisku setelah mendengar keterangan Doktor mengenai sakitku.

Hari-hari aku lewati dengan balutan kain dikepalaku setidaknya ada puluhan rambut, ratusan, bahkan ribuan yang rontok setelah aku melakukan kemo terapi. Aku tetap beersaha kuat menahan sakitku, aku tidak sendiri setiap hari Beni datang membawa bunga dan coklat meski pada akhirnya coklat itu tak ku makan tapi hal itu lebih dari cukup untuk menguatkanku. Suatu hari kepalaku sangat sakit ayah, ibu, dan Beni yang kebetulan ada didekatku sangat mengkhawatirkanku, Beni duduk dibawah kursi yang ku duduki dia bersimpuh memegang tanganku erat-erat sembari membisikkan ditelingaku bahwa dia sangat menyayangiku, apapun yang terjadi.

Wanita kuat bukan hanya ia yang mampu menjinjing beban berat tapi ia yang selalu mampu bersikap tenang separah apapun kondsi yang ia hadapi. Wanita kuat bukan hanya ia yang mampu menggantikan segala tugas seorang lelaki tapi ia yang selalu berusaha menjalani kodratnya dengan baik dan selalu berusaha menebar senyum bagi banyak orang apapun yang terjadi.


Rabu, 20 Januari 2021

Pengaruh Ilmu Teknologi Terhadap Lunturnya Budaya Bangsa Pada Generasi Muda

Teknologi melaju dengan pesatnya mendorong terjadinya perubahan sosial baik gaya hidup maupun cara manusia berinteraksi dengan manusia lain. Perkembangan teknologi menjadi penyebab lahirnya era globalisasi yang juga berdampak pada generasi muda. Anak muda yang kreatif dan inovatif, namun sisi negatifnya materialistis, konsumtif, dan cenderung lebih mengagungkan budaya bangsa lain dari pada budaya sendiri dengan model kehidupan yang kebarat-baratan. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk memberikan pandangan terkait sejauh mana teknologi telah mempengaruhi generasi muda yang berdampak pada lunturnya budaya bangsa. Oleh karena itu para generasi muda perlu dibekali dengan edukasi akan budaya bangsa agar tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal yang bersifat merugikan dan mengakibatkan degradasi budaya bangsa. Diperlukan juga peran pemerintah agar dapat memberikan edukasi yang jelas terhadap dampak teknologi informasi terutama internet, dan juga membuat kebijakan hukum yang tepat berkaitan dengan pesatnya kemajuan teknologi sebagaimana kita juga harus dapat memperhitungkan yang baik dan buruk serta bijaksana pada permasalahan yang dihadapi sehingga degradasi budaya akan dapat dicegah. Dengan demikian lunturnya budaya bangsa akibat teknologi menjadi masalah serius bagi eksistensi budaya bangsa karena kemudahan akses dalam menemukan apapun dan kapanpun menjadikan manusia bisa lebih leluasa mencari, terutama pada generasi muda yang menemukan hal-hal baru mereka akan lebih menyukai hal-hal yang menurutnya keren misalnya mereka lebih tertarik pada kebudayaan asing atau budaya barat daripada budaya bangsanya sendiri.

Ilmu teknologi membantu manusia dalam hal menyimpan, mencari, dan menemukan sesuatu serta dapat mempermudah pekerjaan manusia karena mudahnya akses serta banyaknya manfaat dari adanya teknologi tetapi mereka tidak pernah memikirkan dampak negatif dari teknologi. Oleh karenanya dalam perkembangan teknologi ini mengancam banyak hal seperti degradasi budaya pada generasi muda. Generasi muda adalah objek paling rentan terkena dampak dari perkembangan teknologi. Mereka semakin tidak mengenali budaya bangsanya sendiri akibat adanya teknologi yang memberi banyak pengaruh untuk lebih condong pada tindakan meniru budaya barat sehingga budaya bangsanya sendiri semakin dilupakan.Hal itu dapat menimbulkan budaya bangsa mulai luntur dikalangan anak muda.

Teknologi berdampak besar bagi generasi muda saat ini. Mereka lebih senang mencoba hal baru yang menurut mereka bagus dan keren. Kebanyakan dari mereka menyukai sesuatu yang instant contohnya internet. Ketika belum mengenal internet anak sekolah mengerjakan tugas dengan belajar kelompok atau diskusi bareng teman sebaya namun sekarang jarang terlihat hal demikian. Beberapa anak masih melakukan tetapi dengan ponsel yang tidak bisa dipisahkan sehingga suasana hangat pertemuan itu digerus oleh kesibukan memandangi ponsel, mereka meniru kehidupan orang-orang barat bahkan yang paling menyedihkan mereka lupa akan lagu-lagu nasional dan daerah tetapi hafal lagu-lagu yang sedang trend saat ini. Dari hal-hal tersebut dapat dikatakan bahwa mereka mulai lupa akan budaya bangsanya sendiri. Dengan demikian, pengaruh teknologi bagi generasi muda ini harus mendapat implementasi oleh semua pihak khususnya diri anak muda itu sendiri agar ancaman degredasi kebudayaan pada budaya bangsa dapat dicegah.

Generasi muda merupakan objek paling rentan mengalami degradasi budaya sehingga mereka tidak mengenali budayanya sendiri lambat laun budaya bangsa tersebut akan luntur pada diri generasi muda. Generasi Milenial atau generasi muda dianggap spesial karena kemampuan mereka dalam hal yang berkaitan dengan teknologi jauh berbeda dengan generasi sebelumnya (Sebastian, 2016:17-30). Sehingga kemungkinan akan terjadi degradasi budaya pada generasi muda ini sangat besar akibat perkembangan teknologi yang semakin pesat.

Peran generasi muda sangat diharapkan untuk terus berusaha mewarisi kebudayaan dan akan menjadi kekuatan bagi eksistensi budaya bangsa itu sendiri. Upaya dalam Menjaga dan melestarikan budaya Indonesia dilakukan dengan dua cara yakni culture experience and culture knowledge tetapi kenyataanya terpaan arus globalisasi mendorong generasi muda semakin terpengaruh oleh budaya barat sangat kuat. Mereka lebih suka memandangi layar smartphone daripada melihat pertunjukan budaya dan diberikan edukasi tentang budaya bangsa.

Pembahasan mengenai dampak teknologi terhadap lunturnya budaya pada generasi muda sangat diperlukan. Hal itu bertujuan agar dapat mengetahui sejauh mana para generasi muda ini terpengaruh oleh arus globalisasi khususnya pada bidang teknologi sehingga nantinya akan lebih mudah dalam melakukan tindakan dan implementasi untuk mencegah terjadinya degradasi budya bangsa. Dengan demikian lunturnya budaya bangsa pada generasi muda ini menjadi masalah serius bagi eksistensi budaya bangsa oleh karenanya upaya-upaya perlu dilakukan dalam mengatasi hal itu. Karena jika tidak maka lambat laun budaya bangsa akan semakin tenggelam dan dikalahkan oleh budaya-budaya bangsa asing.

Analisis Video Menggunakan Tiga Konsep

NAMA : SUGIATI 
KELAS/NIM : 1C/ 200521100107
PRODI : SOSIOLOGI

1. Menganalisis Video Satu yaitu Video yang Berjudul Menunggal dengan Konsep Masyarakat Majemuk dan Proses Perubahan Nilai Budaya.

Masyarakat majemuk adalah sekumpulan orang yang memiliki lebih dari satu sub kultur atau sub sistem kemudian menjadi satu kesatuan hingga membentuk khazanah kebudayaan yang beragam. video yang berjudul menunggal atau menjadi tunggal menjadi satu menyatu merupakan sebuah video yang berisi tentang cerita seorang anak laki-laki bernama Anthoni Hamdani yang pada saat itu mengikuti program Sabang Merauke, sebuah program yang artinya seribu anak yang merantau kembali lagi. Anthoni yang beragama Islam harus beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan sebuah keluarga yang beragama lain. Tentu upaya tersebut adalah hal yang sulit tetapi bagaimanapun Anthoni harus mampu beradaptasi dengan baik karena di sana ia sebagai tamu perantauan.
Dalam tayangan video tersebut berbagai perbedaan sangat jelas terlihat. Perbedaan kebiasaan saat keluarga tersebut ingin melaksanakan ibadah di Gereja. Meskipun Anthoni bukan bagian keluarga yang sesungguhnya tetapi Anthoni berada di tengah-tengah mereka jadi Anthoni ikut meskipun hanya duduk saja atau melihat saja. Dari sana terlihat bahwa kemajemukan masyarakat sangat beragam, mulai dari budaya dan agama disebut perbedaan SARA (suku, agama,  dan ras). 
Perubahan nilai kebudayaan adalah proses perubahan kebudayaan dikarenakan perubahan pada lingkungan sekitar sehingga kebudayaan harus adaptif, begitu pun masyarakatnya harus mengikuti perubahan tersebut karena jika tidak mereka akan tertinggal. Pada video tersebut proses perubahan nilai kebudayaan yang terjadi adalah proses menerima perbedaan yang tidak meninggalkan kebudayaan asli tersebut. 
Hal tersebut bisa dilihat dari kisah Anthoni yang berusaha menyesuaikan kebiasaan diri dengan lingkungan baru tempat dia beradaptasi. Seperti cara makan, tentu di dalam keluarganya sendiri Anthoni memiliki cara makan yang berbeda dengan cara makan di keluarga tersebut. Meski berbeda lambat laun Anthoni menerima hal itu dengan menyesuaikan apa yang berlaku dalam keluarga tersebut namun ia tidak meninggalkan kebudayaan dan atau kebiasaan yang ia bawa dari keluarga aslinya. 

2. Analisis Video ke Dua dengan Konsep Sistem Sosial 
Budaya Indonesia Era New Normal 

Era new normal adalah keadaan dimana beberapa aktivitas masyarakat dilakukan secara normal, tetapi tidak secara keseluruhan ada batasan tertentu yang perlu diterapkan. Pada video ke- dua jelas sekali penerapan aktivitas pada era new normal ini sangat diterapkan. Hal itu dibuktikan dengan penerapan layanan puskesmas, pembatasan pasien puskesmas, dan perbedaan tempat pelayanan puskesmas serta protokol kesehatan sangat diterapkan.
Pelayanan puskesmas juga di rubah dari sebelum adanya pandemi dan setelah adanya pandemi covid-19. Puskesmas Kramat Jati membedakan tempat pelayanan kesehatan bagi para pengunjung puskesmas, kemudian setiap pengunjung puskesmas baik masyarakat luar ataupun petugas puskesmas setempat harus melaksanakan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah. Puskesmas Kramat Jati merupakan cerminan dari upaya penerapan adaptasi di era new normal saat ini, dengan tetap mematuhi protokol kesehatan dan ada beberapa kebijakan yang diterapkan puskesmas tersebut tetap melakukan.
Dalam video tersebut dapat dikatakan sebagai upaya bertahan pada era new normal dengan mematuhi aturan pemerintah. Hal itu juga merupakan tindakan agar tidak tertular penyakit covid-19. Pelayanan puskesmas tetap dijalankan sebagai bentuk pembangunan sinergi masyarakat di era pandemi, di antaranya yaitu sumber daya manusia yang harus tetap ada dan ekonomi yang harus tetap diseimbangkan dengan kebutuhan saat ini meskipun sangat sulit mencapai tatanan ekonomi seperti sebelum pandemi. Hal itu pasti dirasakan oleh beberapa petugas puskesmas atau bahkan masyarakat yang kebutuhannya masih sama akan tetapi pendapatan atau penghasilannya berkurang. 
Puskesmas Kramat Jati merupakan cerminan dari upaya penerapan adaptasi di era new normal saat ini, dengan tetap mematuhi protokol kesehatan dan ada beberapa kebijakan yang diterapkan puskesmas tersebut tetap melakukan.

Minggu, 10 Januari 2021

Resensi Novel "Perempuan Di Titik Nol"


Judul Buku : Perempuan Di Titik Nol 
Pengarang : Nawal el-Saadawi 
Penerbit : Yayasan Obor Indonesia 
Tebal Buku : 176 Halaman

Novel yang berjudul "Perempuan Di Titik Nol" karya Nawal el-Saadawi ini merupakan novel yang membahas tentang feminisme. Dimana dalam novel ini mengecam pedas perihal ketidak adilan perlakuan laki-laki terhadap perempuan yang dianggap telah menindas hak-hak perempuan. Novel ini adalah berisi hasil dari penelitian penulis pada seorang narapidana yaitu perempuan malam bernama Firdaus yang akan dihukum gantung karena membunuh seorang laki-laki. Firdaus adalah seorang perempuan malam yang memiliki kisah masa lalu dimana pada masa lalunya ia pernah dilecehkan oleh laki-laki tanpa disadarinya. Bahkan ia dipaksa oleh pamannya untuk menikah dengan seorang laki-laki yang jauh lebih tua dari dirinya. Dari pernikahan tersebut ia sering mendapat perlakuan yang kurang baik, tetapi setiap kali ia bercerita kepada pamannya, paman Firdaus selalu mengatakan bahwa seorang suami memukul istri itu hal yang wajar. Dari hal itulah Firadus memutuskan menjadi perempuan malam, karena menurutnya perempuan malam lebih memiliki nilai dan harga. Ketika menjadi perempuan malam Firdaus mengenal banyak sekali laki-laki dengan berbagai macam sifatnya. Pada suatu ketika ada seorang pangeran Arab yang ingin dilayaninya, tetapi karena saat itu kemarahan Firdaus sedang memuncak, uang yang diberikan oleh pangeran tersebut disobek oleh Firdaus dan ia berkata "Barangkali sekarang kau akan percaya bahwa saya banar-benar mampu untuk membunuhmu, kau tidak lebih baik dari seekor serangga, dan apa yang kau perbuat hanyalah menghabiskan uang beribu-ribu yang kau ambil dari rakyat mu yang sedang mati kelaparan untuk diberikan kepada pelacur sepertiku”.  Selama ini dia diam kemudian memberontak, ia merasa tidak ada keadilan antara laki-laki dan perempuan. Mengapa perempuan menjadi korban penindasan atau selalu diperbudak dan ia juga ingin memperjuangkan hak-hak perempuan. Novel ini memiliki kelebihan diantaranya ceritanya bisa dijadikan pelajaran, meskipun terlihat berat pada tema yang dibahas tentang feminisme tetapi setelah dibaca tidak sama sekali. Pada setiap tokoh yang diceritakan memberi pelajaran dan pengajaran yang disampaikan penulis dalam novel ini. 

Melukis Garis Waktu

 Banyak hal di dunia ini yang kian hari kian menyebalkan. Beberapa diantaranya bahkan menakutkan. Karena itu, setiap orang butuh sejenak mel...