Jumat, 16 Oktober 2020
Kamu Mampu Ketika Kamu Berani Memulai
Senin, 12 Oktober 2020
Mengenal Pemikiran Emile Durkheim
Minggu, 11 Oktober 2020
Sahabat Aksara
Kamis, 08 Oktober 2020
Kiat-Kiat Sederhana Mencintai Dunia Tulis
Kata orang ejaan sebuah kata yang tersusun atas huruf adalah sebuah ungkapan yang dapat dimaknai. Hal tersebut bisa kita dapatkan dengan menulis. Menulis bukanlah sebuah hal yang sulit jika kita mencintainya contoh saja jika kita mencintai seseorang maka apa pun permintaan orang tersebut jika kita mampu maka dengan senang hati, dengan tanpa paksaan kita akan memberikan tanpa perlu imbalan. Seperti itu pula rasa cinta terhadap menulis, banyak orang mengatakan menulis itu sulit, menulis itu adalah sesuatu yang tidak mudah dilakukan oleh sembarang orang. Tapi apakah saat anda belum pernah mencoba berenang anda akan mampu berenang? tentu saja tidak, ketika kita ingin bisa melakukan sesuatu bahkan satu hal yang sulit sekalipun kita harus mampu terjun ke dalamnya cobalah menulis hal-hal sederhana misal saat kita merasa sedih, bahagia dan semua rasa yang kita rasakan kita tuangkan pada satu tulisan yang sederhana atau ketika kita bisa membuat story whatsapp dengan kata-kata yang berisi suatu makna mendalam misal puisi sederhana yang menggambarkan tentang suasana hati kita.
Saya bukan seorang penulis hebat saya hanya pemula yang mencintai dunia tulis entah bisa dikatakan saya mempunyai karya atau saya tidak mempunyai karya, namun jika dikatakan saya mempunyai karya, karya saya tidak sehebat penulis-penulis diluar sana tetapi jika dikatakan saya tidak mempunyai karya saya juga telah berhasil menulis beberapa cerita pendek dengan judul dan genre yang berbeda. Apa pun yang dinobatkan pada saya, pada intinya disini saya akan berbagi tentang bagaimana menulis bagi seorang pemula seperti saya.
Yang pertama kenalilah sebuah tulisan melalui karya-karya penulis-penulis hebat yang kita idolakan maka dari sana kita akan termotivasi melahirkan karya seperti mereka, kedua mulailah untuk menulis hal-hal sederhana misal dengan menggambarkan keadaan hatimu saat ini dengan tulisan yang ringan dibaca, ketiga mulailah mencari sebuah ide tentang bagaimana agar tidak bosan membaca cintailah membaca karena dengan itu kita akan memiliki satu motivasi dari keindahan satu tulisan yang kita baca, keempat jika kita sudah masuk dalam fase dimana kita ingin menciptakan sebuah karya mulailah menulis di aplikasi-aplikasi menulis seperti wattpad atau kita bisa juga membuat sebuah blog pribadi, kelima agar kita selalu konsisten dalam mencintai dunia tulis hiasilah rasa cinta itu dengan upaya-upaya yang tidak membuat kita bosan misal saat kita membuat cerita di wattpad kita bisa juga membuat sampul dengan mengedit sampul tersebut akan ada rasa senang karena dalam aplikasi edit pasti ada sesuatu yang menarik entah itu tema atau gambar yang disajikan maka kita tidak akan bosan.
Dengan menulis kita akan memahami apa itu rasa lewat sebuah aksara, dengan menulis kita akan bisa mengungkapkan semuanya tanpa ada kata insecure karena tak mampu berkata-kata, dengan menulis kita akan dikenal banyak orang bahkan saat kita meninggal dunia karya kita akan selalu terkenang.
Mari menulis, mari memulai jika permulaan itu tidak kita mulai dari diri kita sekarang lalu kapan lagi?
Minggu, 04 Oktober 2020
Ku Lupakan Kamu Dengan Bismillah
Sebuah Cerita Pendek Bertemakan Cinta Tetapi di Dalamnya Juga Mengajarkan Keikhlasan.
Namaku Lista aku adalah anak perempuan pertama dari keluargaku dan memiliki adik laki-laki. Aku punya banyak keinginan didunia ini salah satunya adalah membahagiakan orang tuaku. Aku memenangkan salah satu lomba menyanyi tingkat nasional dan bagiku hal tersebut telah membuat bangga orang tuaku, terlihat sangat jelas mereka tersenyum lebar menyaksikan kesuksesanku. Aku jatuh cinta untuk yang pertama kalinya dengan lelaki tampan ia bernama Raka. Dia adalah laki-laki yang baik dan bertanggung jawab kepada keluarganya.
"Lista kita jalan-jalan yuk"
"Kemana Ka?"
"Ya, terserah kamu aku ikut"
Saat itu aku dan Raka memutuskan pergi ke suatu tempat, tempat itu sangat ramai dihiasi permainan,ada mandi bola ada juga biang lala. Pasti kalian sudah tahu kan tempat apa yang kumaksud. Tempat tersebut adalah pasar malam. Disana aku dan Raka menghabiskan waktu berdua seakan dunia hanya kita yang punya.
"Kamu mau es Lis?"
"Mau, rasa coklat"
Anggapan bahwa dunia milik berdua itu semakin terasa nyata saat kita berdua menikmati ice cream dengan gaya kita, Raka mengelap cemong bibirku karena ice cream ku yang belepotan sedangkan aku tersenyum kepada Raka seraya membalas perlakuan manisnya itu. Tidak terasa tiba-tiba langit sudah berwarna semakin gelap, sudah pukul 21.00 wib rupanya.
"Ayo pulang udah malam" ajak Raka
"Kok pulang sih" kataku, yang terlalu menikmati malam ini
"Lista, ini udah malam aku ngajak kamu sedangkan kita belum ada ikatan sah nanti apa kata orang dan pasti orang tuamu nyariin aku gak bermaksud apa-apa kok. Bukan aku gak mau lama-lama sama kamu, sebenarnya aku mau banget tapi aku lebih mentingin harga dirimu daripada ego ku"
Kata Raka dengan nada tegasnya meyakinkanku, matanya yang memandangiku dengan penuh kasih sayang dan perhatian membuatku semakin bahagia dan membuatku merasa menjadi wanita paling beruntung didunia ini.
"Yaudah deh ayo pulang"
Raka mengantarku menggunakan motor bebeknya yang juga menjadi saksi cinta kita selama ini. Setelah sampai rumah aku bergegas masuk ke dalam kamar karena tidak mau kalau nanti ayah tanya yang aneh-aneh tentang Raka yang mengantarkanku tadi.
"Malam ini benar-benar indah" gumamku dalam hati sembari senyum-senyum tidak jelas sendirian.
"Ada apa nak kok senyum-senyum sendiri?"
"Hmm gapapa yah hehe"
Tiba-tiba ayah masuk dan menanyakan itu, aku hanya bisa menjawab dengan raut tersipu malu sembari melihat ayah yang juga memandangiku. Aku mencintaimu, entah bagaimana kamu itu urusanmu. Aku yakin kau lah yang dikirimkan Tuhan untukku.
Seperti aku titipkan hatiku padanya dan ia titipkan hatinya kepadaku saja, hubungan kami semakin harmonis hingga pada suatu pagi yang sejuk Raka datang ke rumahku
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" jawabku
"Lista, aku ingin berbicara hal yang penting"
"Bicara saja, ada apa?"
"Begini, jadi sepertinya hatiku dan hatimu sudah bertemu. Maukah kamu menikah denganku?"
kata Raka, dengan tegas menyampaikan itu. Aku sempat tertegun sebentar.
"Ha? Secepat itu?"
"Iya karena mama ingin segera memiliki cucu dan ku rasa aku juga telah siap menikah dan berumah tangga"
"Maaf Raka bukan bermaksud menolak tetapi aku belum siap, sebab menikah itu bukan hal main-main ada dua kepala yang berisi dua pemikiran yang disatukan, ada dua keluarga yang dibersamakan, ada dua ego yang rela halus dipertemukan. Hanya saja aku belum siap membersamaimu. Aku minta maaf"
Saat itu ku lihat jelas sekali tatapan kecewa Raka yang ditunjukkan kepadaku. Aku tahu pasti hatinya patah saat aku mengatakan itu.
"Ya, tidak apa-apa Lis, aku pulang dulu"
tanpa banyak bicara Raka dengan perasaan kecewanya langsung berpamitan pulang.
Aku masuk ke dalam rumah. Duduk melamun dan mengingat betapa raut wajah Raka tadi adalah bagian dari penolakanku.
Wajah lelaki yang kucintai dihiasi rasa kecewa karenaku. Tapi apa boleh buat, aku belum siap membersamainya.
Aku mencintainya tetapi untuk menikah denganya saat ini belum fikirku.
Sudah beberapa hari setelah kejadian itu rupanya Raka tak pernah sedikitpun mengabariku bahkan untuk mengirimiku pesan singkat saja tidak pernah apalagi bertanya bagaimana keadaanku.
Aku juga sakit waktu itu, seperti sakit tapi tak berdarah melihat lelaki yang kucintai teluka karena aku.
"Lis"
bunyi telfonku berisi pesan singkat dari Andre teman Raka yang juga temanku
"Iya Ndre?"
"Kamu sudah tidak bersama Raka"
Tiba-tiba saja tanpa ada angin tanpa ada badai Andre menanyakan hal itu, aku sempat bingung bagaimana menjawabnya dan memulai menceritakan hal itu mulai dari mana. Kemudian ku ceritakan pelan-pelan.
"Jadi Ndre, sebenarnya Raka ingin mengajak aku menikah tetapi aku belum siap karena bagiku menikah itu bukan hal main-main aku tidak ingin salah saja dikemudian hari"
Kataku menjawab pesan Andre lengkap dengan emoji berlinang air mata rasanya belum cukup menggambarkan betapa merasa bersalahnya aku, tetapi saat itu aku juga merasa bingung apa yang harus aku lakukan.
"Ow begitu ya Lis, ya aku tahu memang kadang kita perlu memantapkan hati untuk mengambil suatu keputusan agar tidak salah jalan" balas Antre waktu itu
Suatu pagi dibulan Juli, ada yang datang kerumah mengetuk pintu membawa kertas rupanya seperti undangan dan kotak yang tak tahu entah apa isi kotak itu.
"Apa benar ini rumah mbak Lista?"
"Iya benar mas kenapa ya?"
"Ini mbak ada undangan sekaligus seragam nanti pas acara pernikahan"
Aku sempat bingung, siapa yang menikah sanak saudaraku pun tidak ada yang menikah bulan ini, kalaupun ada pasti aku dikabari.
"Ya sudah mbak, terimakasih saya permisi"
"Baik, mas terimakasih juga"
Aku masuk ke dalam rumah, sembari ku pegangi kotak yang katanya berisi seragam itu ku buka undangan itu pelan-pelan. Ternyata saat ku buka nama Raka tertera jelas saat itu dengan tinta hitam disandingkan dengan nama seorang wanita yang pasti itu adalah calon istrinya.
Sempat ku ulangi beberapa kali ku pastikan benarkah itu Raka, laki-laki yang ku cintai dan sekarang ia mengirimiku undangan seakan meminta izin kepadaku untuk membersamai wanita lain. Ya, benar itu Raka. Rakaku.
Masih dibulan Juli aku menghadiri pernikahan lelaki yang kucintai itu, melihatnya berdampingan dengan wanita lain, busana abu-abu dengan adat sunda itu terlihat begitu menggetarkan hati. Aku sempat ingin menangis sempat saja. Tetapi ku berusaha membendung air mataku hanya agar demi terlihat bahwa aku baik-baik saja. Siapapun bisa ku bohongi dengan senyumanku tetapi hatiku tidak bisa dibohongi. Tapi ya sudah karena seharusnya itu aku yang membersamainya tetapi aku belum siap.
Aku berjalan melenggang dengan senyum simpul di bibirku entah bagaimana orang-orang mengartikan senyuman itu, biar saja.
Ku salami lelaki yang sempat bersamaku itu, ku ucapkan selamat tetapi hatiku mengatakan aku sakit saat itu, kemudian ku salami juga istrinya yang berdampingan denganya waktu itu. Tangan ibu sembari menggandengku mengisyaratkan bahwa aku harus kuat, ya aku kuat saat itu meski aku harus membendung air mataku sendiri. Tak mengapa ia bukan Rakaku lagi.
Terimakasih Raka, lelaki yang sempat membuatku merasakan jatuh dan cinta, yang sempat membuatku tersenyum tanpa alasan, yang sempat mewarnai hari-hariku tapi hari ini dia bukan Rakaku sekali lagi ku tegaskan dalam hati dan diriku dia bukan Rakaku. Ku ikhlaskan kamu meski berat, ku iring bahagiamu dengan senyuman.
Terimakasih untuk kisah yang tidak akan pernah ku lupakan dalam sejarah perjalanan cintaku.
Sabtu, 03 Oktober 2020
Bercanda dengan Allah
Aroma kopi itu semakin tercium harumnya. Dengan sigap aku meminumnya tanpa bismillah dan alhamdulillah.
"Stop" kata Ali
"Apa sih ganggu orang ngopi aja"
"Bismillah dulu"
"Bismillah.. " kataku
"Bukan begitu" jawab Ali semakin bawel
"Gimana lagi?"
"Bismillahirohmanirohim"
"Bismillahirohmanirohim" kataku menirukan Ali
Namaku Haris aku dikenal sebagai pemuda sangar yang sering mengganggu orang lain dengan caraku mengambil haknya atau aku adalah seorang pencopet. Sebenarnya aku mencopet untuk ku sedekahkan ke masjid dan orang-orang membutuhkan.
Aku berjalan melenggang di tengah hiruk pikuk pasar dengan dandanan yang sangar. Sembari ku perhatikan pengunjung yang sekiranya pantas aku ambil barang berharga dan uangnya.
Setelah berhasil aku mengambilnya aku bergegas ke masjid untuk menyalurkan uang ini. Rumah suci Allah itu nampak menyejukan dan membuat hati sangat tenang, tujuanku
ke sana hanya untuk menyalurkan uang ini tidak untuk sholat atau yang lain. Saat aku mengulurkan tanganku untuk meletakkan sejumlah uang di kotak tiba-tiba ku perhatikan ada tangan halus dan lembut yang sama-sama masuk ke dalam kotak kecil berwarna coklat itu.
"Maaf mas"
"Oh iya gapapa"
Masih sangat jelas aku mendengar suara lembut itu menyapa ku dengan kata maaf. Aku tersenyum dan melihatnya diam-diam.
"SubhanAllah" dalam hatiku
"Saya permisi mas"
"Ternyata bidadari itu tak bersayap ya" gumamku
"Kenapa mas?"
Ternyata dia mendengar ucapanku
"Gak papa mbak hehe, oh iya aku Haris"
Langsung saja ku perkenalkan namaku tanpa menunggu waktu lama lagi.
"Aku Salwa"
Setelah memberi tahu namanya gadis itu kemudian berjalan keluar masjid. Aku memandangnya dari kejauhan.
"Sungguh indah ciptaan Allah"
Aku terus menggerutu setelah melihat gadis itu.
"Kenapa senyum-senyum" kata ayah
"Gapapa yah, yaudah aku keluar dulu"
Setelah menyahuti pertanyaan ayah aku langsung pergi dengan wajah malu dan salah tingkah itu. Rupanya aku jatuh cinta dengan gadis sholeha itu. Sesekali aku tersenyum.
Seorang copet jatuh cinta dengan wanita sholeha. Tak apa, bukankah jodoh itu tidak memandang status atau apapun itu? Siang itu terasa begitu panas dihiasi aroma keringat yang menyengat dari berbagai penjuru.
"Bro, lu pernah jatuh cinta nggak?"
"Kenapa lu tiba-tiba tanya begitu?"
"Gue jatuh cinta dengan gadis"
"Ya wajarlah kalau dengan waria itu ga boleh"
"Ah lu itu. Ga pernah bisa serius"
"Gimana Ris, haha"
"Gue jatuh cinta tapi dengan gadis yang jelas
berbeda latar belakang dengan gue"
"Maksud lu? "
"Dia sholeha, sedangkan gue copet bro"
"Bukankah cinta itu datang tanpa tahu ke siapa"
"Iya, apakah pantas? "
"Gapapa, jalani aja dulu"
"Gitu ya"
"Oyi bro"
Sedikit lega dan sedikit PD setelah mendengar saran Ali saat itu. Semangatku untuk mengejar cinta sang humaira kembali membara. Matahari menghalangi pandanganku, tapi aku tidak pernah salah memandang Salwa dia Salwaku.
"Assalamualaikum Salwa"
"Waalaikumsalam mas, kok disini ngapain"
"Jumpa kawan lama haha"
"Oh iya"
"Mau kemana"
"Mau pulang"
"Boleh diantar?"
"Jangan belum muhrim"
"Belum? Berarti ada kemungkinan boleh?"
"Jika Allah menghendaki"
Salwa pergi dan semakin jauh dari pandanganku tetapi aku mengejarnya untuk mengutarakan isi hatiku.
"Salwa"
"Loh, ada apa mas"
"Aku mau ngomong"
"Lhah, ngomong apa?"
"Aku cinta sama kamu"
"Silahkan mas, tapi tetap Allah yang
menentukan"
"Jadi boleh?"
"Boleh tapi kalau tidak jodoh jangan nangis Hehe"
Arrghh… tidak bisa digambarkan dengan apapun suasana hatiku saat itu. Seperti orang tertimpa uang dari langit satu karung bahkan lebih dari itu.
Aku mencintai Salwa. Aku rela mencintainya dari kejauhan bukan dengan berpacaran karena aku mencintai gadis sholeha jadi aku harus menerima apapun resikonya.
Hubungan kami semakin dekat, Salwa mulai menaruh hati padaku dan peduli denganku. Tapi saat aku melakukan aksi mencopetku tiba-tiba Salwa melihatku.
"Kamu ngapain?"
"Ini tidak seperti yang kamu lihat"
"Maaf mas, aku tidak bisa melanjutkan hubungan ini"
Hubunganku dengan Salwa berakhir sampai disini karena Salwa tahu aku adalah copet. Lagi-lagi karena latar belakangku ini setiap orang yang aku cintai pergi meninggalkanku. 3 hari setelah aku tidak dengan Salwa ayahku kembali ke sisi Allah.
Sungguh cobaan ini mungkin adalah akibat dari dosa-dosaku. Setiap dosa berdampak dalam kehidupan kita. Kata-kata itu aku kutip dari ustad Hanan Attaki. Trnyata benar.
Malam itu, aku tidak bisa tidur karena memikirkan cobaan yang datang bertubi-tubi ini. Dripada tidak bisa tidur mending sholat saja, kataku.
Do'aku saat itu aku memohon agar diampuni dosaku tapi aku ragu apakah Allah mengampuni dosa yang teramat besar ini? Sungguh entah ini permohonan atau kalimat bercandaku dengan Allah.
Itulah kisahku. Hari ini aku sedang duduk bersama Ali membaca cerita itu kami tersenyum. Betapa Allah adalah dzat yang maha asik, ia bisa diajak bercanda tapi ia pasti mengampuni segala dosa, seberapapun besarnya.
Betapa baiknya Allah setelah hal itu aku percaya bahwa setiap Allah menggenggam hatiku aku tidak akan mungkin kecewa. Saat kita berharap hanya kepada Allah kita tidak mungkin kecewa.
Maka berharap lah hanya kepada Allah jika kita taat dengan Allah maka Allah akan senantiasa mengabulkan doa'a-doa kita.
Allah tidak butuh apa-apa hanya butuh kita taat saja apapun latar belakangnya. In sha Allah.
Kamis, 01 Oktober 2020
Rintihan Ibu
Sebuah Cerita Pendek Persembahan Untuk Kita Semua. Kawan yang masih ada ibu mari kita jaga dan sayangi.
Wajar saja jika ibu suka mengeluh, marah-marah, seakan putus asa apalagi jika anak nya tidak menaati ucapan nya.
Wanita hebat itu tetaplah lelah, jika marah hal itu tidaklah salah.
Nama ku Elina, hari ini ibuku sakit. Tadi malam kulihat raut nya yang biasa nya ceria terlihat lemah lesu aku tahu malam itu ibu sedang sakit.
"Tidak apa-apa bu? "
Tanyaku
"Tidak"
Pagi menyambut ku dengan sejuta harapan baru. Hari ini sekolahku libur, kulihat keadaan ibuku yang semakin parah saja rasa nya. Aku tidak tega melihat nya memasak dan mengerjakan pekerjaan rumah hari ini.
Dengan kekuatan hati aku kumpulkan, aku yang biasa nya hanya meminta kepada ibu mulai hari ini aku memberi ibu.
"Na, itu baju mu cuci"
"Iya bu"
Ibu memerintahku mencuci bajuku sembari berbaring diatas tempat tidur.
Aku mulai mencuci baju ku, aku yang biasa nya hanya mencuci baju saja untuk hari ini semua tugas dan pekerjaan rumah kuatasi.
Membuat sarapan, karena ayah sudah berangkat bekerja aku yang membuatkan sarapan untuk ibu ku, entahlah sebisa ku saja.
Ku letakan wajan diatas kompor, kemudian ku tetesi minyak goreng sedikit demi sedikit
Kadang juga rasa nya keasinan atau kurang bumbu tapi ayah tetap mengatakan enak.
Begitulah ayah yang selalu menjaga hatiku tidak pernah mematahkan nya pantas saja jika ayah kusebut lelaki terbaik yang tidak pernah membuat hatiku patah.
Hari berganti, dengan rentetan harapan supaya ibu cepat sembuh tetapi diluar dugaan ku ibu semakin parah.
Hari kedua aku menjadi seorang ibu dengan berbagai tugas yang harus ku kerjakan menggantikan peran ibu ku.
Tidak terasa, langit semakin memerah, sang pencipta kembali melebarkan jubah hitam nya artinya malam telah tiba.
"Yah, antar ibu ke dokter!"
Rengek ibu ku
"Iya bu"
Ayah dan ibu pergi ke dokter naik sepedah motor, menyusuri jalan itu ibuku menahan nyeri di setiap kujur tubuh nya.
Ayahku adalah lelaki terbaik yang pernah aku temui, ayahku adalah lelaki hebat, dia sangat menjaga kekasih Nya yaitu ibu.
Sedangkan aku menunggu dirumah dengan rasa cemas dan menunggu harap.
Beberapa jam kemudian terdengar suara motor ayah, lega sekali perasaanku.
Kulihat dari sudut kamarku, ayah menyiapkan obat ibu dengan penuh rasa cinta.
Hari ini adalah hari ketiga, sudah tiga hari ibu berbaring ditempat tidur, tergeletak lemah dengan obat-obatan di sampingnya.
Aku harus menjadi anak hebat yang bisa merasakan peran ibu ku.
Pagi itu ku awali dengan mencuci baju, setelah mencuci aku bergegas ke warung untuk membeli bahan-bahan masakan sarapan dan makan siang nanti.
Untuk sarapan aku memilih memasak telur ceplok dan sambal saja, karena aku bukan sosok anak yang jago masak,aku hanya bisa mengerjakan semua sebisa ku.
Selain itu aku juga harus menyiapkan makanan untuk ibu agar dapat meminum obat pagi ini.
Ternyata seperti ini rasanya menjadi ibu, lelah sangat lelah menanggung semua pekerjaan rumah baru tiga hari aku merasakan nya apalagi ibu yang telah bertahun-tahun menjalani nya, aku tidak bisa membayangkan bagaimana babak belur seorang ibu menjalankan tugas nya, apalagi jika seorang ibu dianggap tidak dapat memberi yang terbaik hal itu sangat salah sebab bagaimanapun ibu tetap berusaha memberi yang terbaik dan apapun yang dilakukan itu tetap yang terbaik.
Hal itu membuatku memahami bagaimana aku harus menghormati ibu memuliakan nya dan membuat nya selalu merasa senang.
Ibu tidak pernah meminta lebih ia hanya ingin anaknya menaati perintahnya bagi kita hadiah paling istimewa adalah kado-kado dengan barang berharga tapi tidak bagi ibu kado terindah nya adalah rasa taat anak nya.
Sederhana saja yang dapat kita beri dengan segelas teh hangat hasta karya kita dapat membuat ibu tersenyum sempurna dan dalam hatinya menangis bahagia.
"Bu ini teh nya"
Kataku sambil meletakan teh diatas meja samping ibu, ibu yang sebelumnya tertidur dia bangun melihat ku meletakan teh itu, aku melihat benar bagaimana mata nya berkaca-kaca saat tahu aku membuatkan nya teh hangat, aku tahu saat itu ia sangat bangga dan bahagia meskipun hanya dengan segelas teh hangat.
Aku sempat ingin mengeluh menggantikan peran ini tetapi sebelumnya aku ingat bagaimana ibu yang lebih dari ini.
Hari ini hari keempat aku menjadi seorang ibu seperti hari-hari sebelumnya rutinitasku adalah mencuci baju, membuat sarapan, makan siang dan makan malam menggantikan peran ibu. Sebelum ini 2 hari yang lalu aku dilatih menjadi ibu hingga hari ke 4 dan seterusnya.
Pagi itu aku membuatkan ayah sarapan juga ibu.
Ibu masih tersenyum saat itu saat aku di dapur kudengar suara pecahan gelas dari kamar ibu.
Aku bergegas lari menuju kamar ibu dengan perasaan cemas berharap semua baik-baik saja.
Aku mendampingi ibu dirumah sakit, dengan penuh harap tapi tuhan berkehendak lain
Ku pegang tangan ibu ku bisikan pada telinga ibu, agar ibu tetap kuat dan kutuntun ibu mengucap 2 kalimat syahadat tapi kurasakan dingin sekali kemudian kusentuh bawah hidung ibuku periksa nafas nya mengapa nafas wanita hebat itu berhenti, mengapa detak jantung nya pun berhenti, aku terjatuh dari tempat ku berdiri dibawah tempat tidur ibu.
Sosok wanita yang aku kagumi itu hari ini telah tiada hari keempat aku menggantikan posisi nya menjadi ibu mulai hari ini harus selama nya.
Dunia ku hilang dan pergi untuk selama Nya, rupa Nya empat hari ini adalah latihan yang sengaja tuhan berikan sebelum ia mengambil nyawa ibu.
Aku ingin teriak sekencang-kencang nya, mengapa harus aku yang mengalami seperti ini kehilangan sosok ibu setelah diuji ibu sakit kemarin sedangkan teman-teman ku berbahagia tertawa bersama kedua orang tua nya sedang aku telah kehilangan sosok wanita hebat itu.
Tapi jika aku berpikir bahwa dunia ini tidak adil, aku kembali berfikir bukankah yang menciptakan dunia dan kita semua itu maha adil.
Mungkin ini adalah cara tuhan mendewasakan ku, dengan diambil nya nyawa ibu, mau tidak mau semua akan hilang dan pergi kehidupan masih terus berjalan sampai tuhan mengatakan pulang.
Setelah kejadian itu hanya ayah yang menjadi orang kuat yang ku idolakan didunia ini, dia lelaki hebat yang tidak pernah mengeluh meskipun wanita tercinta nya sudah diambil oleh yang maha kuasa.
Hari itu langit ikut menangis menyaksikan bahwa dunia ku telah hilang tapi semoga aku dipertemukan di surga bersama ibu.
Hari-hari berikutnya ku jalani dengan baik-baik saja sempat aku ingin teriak dan mengeluh ketika melihat teman-teman dapat bermain dengan bebas sedang aku terkurung dengan keadaan menggantikan peran ibu selama nya.
Itu lah yang harus kita sadari bahwa ketika ibu kita masih ada jaga dia, lindungi dan muliakan sebab jika sudah tiada kita akan merasakan ingin terluka tapi luka itu tidak berdarah.
Apakah kita akan menyalahkan tuhan? Tidak mungkin sebab semua sudah diatur oleh nya.
Ibu
Terima Kasih untuk babak belur
Terimakasih untuk seluruh cintamu
Selamat jalan
Selamat tinggal
Semoga ibu bahagia disana
Dan disini aku akan terus menjadi wanita kuat
Wanita kuat seperti ibu
Aku akan tetap tersenyum lebar
Meski terkadang lelah
Yang aku rasakan.
Lihat nanti cucu-cucumu dari atas sana ibu
Setelah aku menikah nanti
Akan aku ceritakan sosok wanita kuat
Seperti ibu.
Cabikan Merah
Dalam hidup gagal dan sukses adalah dua hal yang saling berdampingan. Hari itu mungkin bukan hariku. Satu kata, satu tarikan nafas, aku kecewa, aku gagal. Sempat ku bertanya pada diriku "aku salah apa".
Jam menunjukan pukul 13.00 wib aku memandangi layar handphone ku beberapa menit sebelumnya hingga waktu itu pun tiba, aku genggam erat handphone ku sembari ku ucap
"Bismillahirohmanirohim" kataku dalam hati
Ku ketik dengan sedikit gugup nomor pendaftaran dan tanggal lahirku, kemudian cepat-cepat ku ketuk tulisan "lihat hasil seleksi"
Bammmmm… .
Aku gembira sesaat melihat tulisan
"Selamat, anda dinyatakan lolos snmptn 2020" karena tidak percaya kemudian ku ulangi lagi dan ternyata benar dugaanku bahwa itu keliru.
Tulisan "Anda tidak lulus snmptn 2020, silahkan mengikuti sbmptn 2020" ahhh… rasanya hatiku benar-benar hancur saat itu.
Kalian tahu kawan sakit saat itu lebih sakit dari patah hati, lebih sakit dari sakit gigi, lebih sakit dari apapun ketika melihat ayah dan ibu berpura-pura mengucap "Tidak apa-apa" tapi aku tidak pernah tahu bagaimana mereka juga merasakan kehancuran yang ditahan, bagaimana mereka merasa hancur ketika anak kesayangannya gagal untuk yang pertama kalinya dalam kehidupan yang sesungguhnya.
Tanpa pikir panjang ku letakan ponselku aku melamun atas rasa sakit dan kecewa itu, mengingat akan perjuangan-perjuangan yang telah aku lakukan sebelumnya, do'a-do'a yang mengalir dari atau bukan dari bibirku.
"Gimana Gik hasilnya"
"Gagal"
Notifikasi di whatsapp ku terus muncul menanyakan perihal itu rasanya akan ingin diam saja, tidak menanggapi mereka tapi apakah aku harus seperti itu kurasa tidak usah seperti itu, semua orang pernah gagal dan hari itu giliranku.
Tidak benar jika aku mengatakan aku baik-baik saja, diluar itu aku benar-benar hancur lebih hancur dan tak pernah sehancur ini sebelumnya.
Tapi aku bersyukur memiliki teman sekaligus sahabat yang baik yang mengerti dan memahami situasiku, yang mau dan bersedia menguatkanku, bukan hanya ketika aku berhasil saja dia datang tapi ketika aku benar-benar hancur dan terpuruk ia hadir menyuguhkan sejuta harapan yang harus aku rangkai dari awal kembali.
Setiap kalimat yang dituturkan nya membuatku sedikit lupa akan rasa sakit atas gagalku itu, setiap untaian kata semangat sederhana itu membuatku merasa bangkit untuk tidak terus memikirkan hal itu.
Bagiku dia adalah malaikat baik yang Tuhan kirim untuk dijaga dan tidak untuk ku sia-siakan, dia sahabatku jangan diambil ya. Kataku.
Sejak saat itu tidurku tak lagi nyenyak, aku tak lagi dapat memimpikan hari-hari indah seperti sebelumnya bahkan hari itu telah berlalu tapi masih saja terlintas dalam pikirku cabikan pada tulisan merah di ponselku.
Sempat ku ulangi lagi, tapi hasilnya tetap sama tetap gagal haha ku pikir setelah hari itu ada keajaiban di hari selanjutnya ternyata tidak.
Tapi ya sudahlah memang dalam kehidupan gagal adalah bumbu paling sedap yang pernah kita rasakan dari gagal kita akan merasa lebih baik lagi dari gagal kita akan kembali membuka dan membakar semangat untuk berpacu lagi.
Perjuangan ku belum selesai, bagai mendayung mimpi aku hanya jatuh diantara bunga teratai yang masih di pinggiran saja ini belum ke tengah bahkan ke pelabuhan yang nyata.
SBMPTN menungguku bersama senyuman akan kusambut hari baru dengan harapan baru, akan ku rangkai cerita gagal ku untuk kuceritakan pada anak cucuku.
Setelah ini aku berencana akan mengikuti SBMPTN do'akan. Aku yakin bahwa aku bukan satu-satu nya yang gagal masih banyak orang-orang yang gagal tapi kemudian mereka berproses untuk lebih baik lagi dan tidak pernah ada jalan yang selalu lurus akan ada saatnya jalan itu menemui lubangnya.
Bahkan moment itu aku abadikan pada info whatsapp ku, coba lihat.
Disitu tertera tanggal, bulan, dan tahun dimana aku gagal untuk yang pertama kalinya dalam kehidupan ku yang sesungguhnya agar supaya saat aku berhasil nanti aku selalu mengingat bahwa sukses itu tidak mudah, tak semudah menyeduh kopi lalu kau hidangkan dengan sedikit sajak yang menambah romantisme suasana mu.
Setidaknya aku punya keluarga yang bersedia menggandengku kemanapun aku pergi, merangkulku ketika aku dalam ketakutan dan bersedia mengulurkan tangan ketika aku dalam kesusahan tidak ada orang sehebat keluarga, seburuk apapun mereka tetap mereka tempatku pulang.
Mulai hari ini dan hari-hari selanjutnya aku akan bangkit aku akan menjadi aku yang kuat seperti sebelumnya, aku akan menunjukan pada dunia bahwa ini loh dunia aku, ini loh dunia aku yang gagal lalu kemudian Tuhan temukan dengan keberhasilan. Do'akan.
sumber gambar:edit canva/2024 Inikah Bagian Peringatan-Mu? Ya Allah, hari ...
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiajoFF95ZKTnYRnOLbDSI161JdOMgUeif0_dz1_mzxcFi7lgk9j5DWPjzOZIPk7fHKBsl26vFPe9X3JMlV0Ii1n-cSd97txXuRQZsif4U2Q05wnd6elIfKHQKqkUpVVW1G7HRZsNa8T-Se-no8Eb2iigIUCGaZH2RMqHcqIvPeFqQ7RlXX4YRzMHmxS64/w381-h112/Green%20Minimalist%20Blog%20Post%20Linkedin%20Article%20Cover.png)